AGAMA
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Agama
Di SMAN2 sumedang
Tahun
pelajaran2012 / 2013
Nama
: Cepy Wildan Anwar
No
induk : 101110068
Kelas
: XII IPA 1
PEMERINTAH
KABUPATEN SUMEDANG
DINAS
PENDIDIKAN
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 2 SUMEDANG
2012
/ 2013
Sejarah
Perkembangan Islam Di Indonesia
A.
Kedatangan dan Penyebaran Islam di Indonesia
Pada
abad ke-1 hingga ke-7 M, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering
disinggahi pedagang asing, seperti Pelabuhan Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang
di Sumatra serta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Cikal
bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis pada periode abad ke-1
hingga ke-5 H atau abad ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini, para pedagang dan
mubalig membentuk komunitas Islam. Para mubalig memperkenalkan dan mengajarkan
Islam kepada penduduk setempat tentang Islam. Ajaran-ajaran Islam tersebut
antara lain sebagai berikut :
1.
Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia, saling menghormati dan tolong
menolong.
2.
Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali
takwanya.
3.
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan
Penyayang, dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan
saling mendengki.
4.
Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
manusia tanpa pilih kasih.
Ajaran
Islam ini sangat menarik perhatian penduduk Indonesia. Dengan demikian, dakwah
dan pengaruh Islam makin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun
bangsawan atau penguasa.
Proses
Islamisasi diperkirakan sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Di
Aceh, kerajaan Islam Samudra Pasai berdiri pada pertengahan abad ke-13 M
sehingga perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah
menceritakan, Sultan Kerajaan Samudra Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir
dikelilingi oleh ulama dan mubalig Islam.
Sementara
itu di Jawa proses penyebaran Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang bertahun 475
H/1082 M.
Pengaruh
Islam yang masuk ke Indonesia bagian timur, terutama Maluku, tidak dapat
dipisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang sepanjang pusat lalu lintas
pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
Menurut
Tome Pires, masyarakat yang masuk Islam di Maluku dimulai kira-kira tahun
1460-1465 M. Mereka datang dan menyebarkan pembelajaran Islam melalui perdagangan,
dakwah, dan perkawinan.
Sulawesi,
terutama bagian selatan, sejak abad 15 M sudah didatangi oleh pedagang-pedagang
muslim yang kemungkinan berasal dari Malaka, Jawa, dan Sumatra. Pada abad ke-16
di daerah Goa sebuah kerajaan terkenal di daerah itu telah terdapat masyarakat
muslim.
B.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
1.
Ilmu-ilmu Keagamaan
Perjuangan
itu dilakukan, diberbagai aspek antara lain pendidikan, kesehatan, dakwah,
sosial, politik hingga teknologi. Setidaknya ada dua cara yang dilakukan oleh
para ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
a.
Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig ke daerah-daerah
yang lebih luas.
b.
Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca di seluruh Nusantara.
Karya-karya itu mencerminkan perkembangan pemikiran dan ilmu-ilmu agama di
Indonesia pada masa itu.
Ilmuwan-ilmuwan
muslim di Indonesia tersebut, antara lain :
a.
Hamzah Fansuri (sufi) dari Sumatera Utara. Karyanya yang berjudul Asrar Al
Arifin fi Bayan ila Suluk wa At Tauhid.
b.
Syamsuddin As Sumatrani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min (Cermin Orang
Beriman).
c.
Nurrudin Ar Raniri, yaitu seorang yang berasal dari India keturunan Arab
Quraisy Hadramaut. Karya-karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah,
dan tasawuf yang diantaranya adalah As Sirat Al Mustaqim (hukum), Bustan As
Salatin (sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (tasawuf).
d.
Abdul Muhyi yang berasal dari Jawa. Karyanya adalah kitab Martabat Kang Pitu
(Martabat yang Tujuh).
e.
Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wijil
f.
Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
g.
Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karya-karyanya yang belum
diterbitkan sekitar 20 buah yang masih berbentuk naskah.
h.
Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktif yang menulis
kitab sabitul Muhtadil (fikih).
i.
Syekh Nawawi Al Bantani yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal
Tafsir Al Muris
j.
Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau (1860-1916 M)
2.
Arsitektur Bangunan
Indonesia
yang terdiri dari ribuan pulau memiliki penduduk yang juga terdiri dari beragam
suku, bangsa, adat, kebiasaan dan kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu
perbedaan latar belakang tersebut, arsitektur bangunan-bangunan Islam di
Indonesia tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Beberapa
hasil seni bangunan pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia
antara lain. Masjid-masjid kuno di Demak, Sandang Duwur Agung di Kasepuhan
Cirebon, Masjid Agung Banten dan Masjid Baiturahman di Aceh.
Beberapa
masjid masih memiliki seni masih memiliki seni bangunan yang menyerupai
bangunan merupai pada zaman Hindu. Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung
pola kalamakara, mihrab dan bentuk mastaka atau memolo menunjukkan hubungan
yang erat dengan kebudayaan agama Hindu, seperti Masjid Sendang Duwur.
C.
Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan, Masa Kemerdekaan dan Masa Perkembangan
1.
Masa penjajahan
Jauh
sebelum Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Nusantara telah
memeluk agama Islam yang ajarannya penuh kedamaian, saling menghormati, dan
tidak bersikap buruk sangka terhadap bangsa asing. Semula bangsa asing seperti
Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi dalam
perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan
Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya. Portugis berhasil
meluaskan wilayah dagangnya dengan menguasai Bandar Malaka di tahun 1511
sehingga akhirnya mereka dapat masuk ke Maluku, Ternate dan Tidore.
Portugis
juga mematikan aktivitas perdagangan kaum muslim Indonesia di daerah lainnya
seperti Demak. Pada tahun 1527 M, Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil
menguasai Banten. Banten dan Aceh kemudian menjadi pelabuhan yang ramai menggantikan
Bandar Malaka.
Dilandasi
semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh dari pesantren menyebabkan
semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi pengayom masyarakat.
Kaum bangsawan dan kaum adat yang semula tidak memahami niat para ulama untuk
mempertahankan Indonesia dari cengkeraman penjajah secara perlahan bersatu padu
untuk mempertahankan Nusantara dari ekspansi Belanda.
Contoh
perlawanan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut antara lain:
1.
Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi (1821-1837) di Sumatera Barat.
2.
Pangeran Diponegoro (1815-1838) melalui Perang Diponegoro di Jawa Tengah.
3.
Perang Aceh (1873-1904) di bawah pimpinan Panglima Pilom, Teuku Cik Ditiro,
Teuku Umar, dan Cut Nyak Din.
2.
Masa Kemerdekaan
Umat
Islam kemudian mengganti perjuangannya melawan penjajahan dengan strategi atau
jalan mendirikan organisasi-organisasi Islam yang diantaranya sebagai berikut :
a.
Syarikat Dagang Islam
Syarikat
Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam berdiri pada tahun
1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto dan H. Agus
Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup
bangsa ndonesia, terutama dalam dunia perniagaan.
b.
Jam’iatul Khair
Berdiri
pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam yang pertama di pulau
Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.
c.
Al Irsyad
Al
Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para pedagang
dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.
d.
Perserikatan Ulama
Gerakan
modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh Abdul Halim dan berpusat di
Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui keberadaannya oleh Belanda tahun
1917 dan bergerak dibidang ekonomi dan sosial, seperti mendirikan panti asuhan
yatim piatu pada tahun 1930 M.
e.
Muhammadiyah
Muhammadiyah
didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan bertepatan
tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan merupakan partai politik, tetapi
gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan.
f.
Nahdatul Ulama
Didirikan
pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari yang bertujuan membangkitkan
semangat para ulama Indonesia dengan cara meningkatkan dakwah dan pendidikan
karena saat itu Belanda melarang umat Islam mendirikan sekolah-sekolah yang
bernafaskan Islam seperti Pesantren.
3.
Masa Perkembangan
Di
masa perkembangan atau setelah memperoleh kemerdekaan, umat Islam juga memiliki
peranan yang sangat penting dalam upaya memajukan bangsa dan negara. Peran-peran
tersebut antara lain dilakukan melalui hal-hal sebagai berikut.
a.
Membentuk Departemen Agama
Tujuan
dan fungsi Departemen Agama dirumuskan sebagai berikut:
1)
Mengurus serta menuntut pendidikan agama di sekolah-sekolah serta membimbing
perguruan-perguruan agama.
2)
Mengikuti dan memperhatikan hal-hal yang bersangkutan dengan agama dan
keagamaan.
3)
Memberi penerangan dan penyuluhan agama.
b.
Di Bidang Pendidikan
Salah
satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar
di berbagai pelosok daerah. Lembaga ini dipimpin oleh seorang kyai dan saat ini
sudah banyak muncul pesantren yang bersifat modern. Artinya, pendidikan Islam
tersebut memiliki kurrikulum dan jenjang-jenjang pendidikan mulai dari tingkat
dasar (ibtidaiyah), menengah (tsanawiyah), dan tingkat atas (aliyah), bahkan
sampai ke tingkat perguruan tinggi, seperti Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sekarang telah menjadi Universitas
Islam Negeri (UIN).
c.
Majelis Ulama Indonesia
Selain
Departemen Agama, pemerintah Indonesia juga mendirikan Majelis Ulama Indonesia
(MUI), yaitu suatu wadah kerja sama antara pemerintah dan ulama dalam urusan
keorganisasian, khususnya agama Islam. Majelis Ulama Indonesia bergerak dalam
bidang dakwah dan pendidikan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat berdiri pada
bulan Oktober 1962 yang memiliki tujuan awal antara lain sebagai berikut :
1)
Pembinaan mental dan agama bagi masyarakat.
2)
Ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan semesta
berencana dalam rangka demokrasi terpimpin.
D.
Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah
memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang
khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil
hikmah, diantaranya sebagai berikut:
1.
Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2.
Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.
3.
Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam
tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran
dasar dalam Islam.
E.
Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak
manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut:
1.
Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran
Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan
pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
2.
Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
3.
Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut.
a.
Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
b.
Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau
arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara
4.
Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para
ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
5.
Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku
yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh
generasi berikutnya.
6.
Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan
persenjataan yang tidak sebanding.
F.
Perilaku Penghayatan Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Ada
beberapa perilaku yang merupakan cerminan dari penghayatan terhadap manfaat
yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam, yaitu antara lain sebagai
berikut:
1.
Berusaha menjaga persatuan dan kerukunan antaraumat beragama, saling
menghormati, dan tolong menolong.
2.
Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini bahwa setiap
kejadian pasti ada hikmahnya.
3.
Sumber ilmu pengetahuan yang berupa karya tulis dari para ulama hendaknya terus
digali atau dipelajari dan dipahami maksudnya.